“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.” (QS. Maryam [19] :56)
Nabi Idris As diyakini lahir di Memphis (Munf), Mesir. Ia merupakan generasi keenam kenabian. Ia diutus Allah SWT untuk memperbaiki akhlak Bani Israil di Mesir. Nabi Idris merupakan tokoh pendidikan dunia, ia pandai ilmu astrologi, astronomi dan matematika, bahkan menjahit dan menunggang kuda. Selain itu ia juga adalah orang yang tekun beribadah. Hal itu menyebabkan ia sangat dikasihi oleh Allah SWt dan dikagumi para malaikat.
Nabi Idris juga dianugerahi Allah kemampuan melihat alam ghaib, bahkan dapat hidup di dalamnya. Saat Rasulullah melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj, Nabi idris sempat berjumpa beliau di langit keempat.
Ketekunannya beribadah menarik perhatian malaikat pencabut nyawa, Izrail. Malaikat Izrail pun minta kepada Allah SWT agar diberi kesempatan untuk berteman dengan nabi idris. Allah pun mengabulkan permintaan Izrail tersebut. Suatu ketika, turunlah malaikat Izrail ke bumi menemui Nabi Idris dalam wujud manusia. Mereka berdua akhirnya berteman baik. Nabi Idris tak menyadari bahwa sesungguhnya kawan barunya itu adalah malaikat. Mereka selalu bersama-sama, bahkan Izrail selalu menguji keimanan Idris dengan menggodanya untuk berbuat dosa. Namun Nabi Idris tidak pernah menghiraukannya.
Nabi Idris baru menyadari kalau temannya ini bukanlah manusia saat ia memperhatikan bahwa temannya tidak pernah makan dan tidak pernah istirahat walaupun lelah. Izrail pun akhirnya membenarkan bahwa dirnya bukan manusia melainkan malaikat pencabut nyawa, yang ingin bersahabat dengannya. Nabi Idris sempat terkejut dan ketakutan, tetapi kemudian ia menggunakan kesempatan itu untuk bertanya mengenai surga dan neraka. Ia meminta Izrail untuk membuatnya merasakan sakaratul maut dan mengunjungi neraka.
Izrail meminta izin kepada Allah SWT terlebih dahulu, dan Allah mengizinkannya. Kemudian Izrail mencabut nyawa Nabi Idris dan mengajaknya melihat neraka. Rasa sakit saat kematian menjemput dan dahsyatnya api neraka membuatnya terkejut hingga pingsan. Setelah siuman, mereka melanjutkan perjalanannya ke surga. Di sana, ia merasakan nikmat kehidupan hingga terbuai dalam tidur. Sampai Izrail membangunkannya dan mengajaknya kembali ke bumi. Sebenarnya Nabi Idris enggan meninggalkan syurga, ia ingin tetap berada di sana. Allah berfirman : “Syurga adalah tempat beristirahat apabila tiba hari kiamat. Oleh karena itu, tunggulah kamu di langit keempat.”
Kemudian Idris ditempatkan di langit keempat untuk menanti surga-Nya kelak, dan oleh sebab itu Idris dinyatakan wafat di langit tersebut dan tidak kembali ke bumi, di usianya yang ke 82 tahun.
Allah menyatakan dalm Al-Qur’an ada beberapa Nabi-Nya yang termasuk orang-orang yang dirahmati-Nya, salah satunya adlaah Nabi Idris As. “Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang shaleh.” (QS. Al-Anbiyaa’ [21] : 86)